Ritual Kenduri Laut Sebagai Tradisi Adat Tapanuli Tengah

Oleh : Herlina Fitri Yani Manurung
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan

***

Tradisi adat yang berkembang di Indonesia pasti berbeda-beda mulai dari Sabang sampai Merauke. Tradisi atau bisa dikatakan budaya tersebut menjadi ciri khas dari daerah itu yang dipercayai oleh masyarakat yang ada didalam daerah tersebut. Oleh karena itu, tidak sedikit dari masyarakat di Indonesia yang masih melestarikan tradisi ataupun budaya yang ada.

Sejalan dengan hal tersebut, Koentjaraningrat (dalam Ratna, 2005:5) menyatakan bahwa kata kebudayaan berasal dari buddhayah (Sansekerta) sebagai bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal. Jadi, Kebudayaan adalah hasil dari pemikiran atau akal manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan dalam masyarakat, termasuk pengetahuan, moral, adat istiadat, dan kebiasaan lainnya yang diperoleh dengan cara belajar.

Kata “tradisi” berasal dari bahasa Latin, yaitu tradition yang berarti „diteruskan‟ atau „kebiasaan‟. Dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi baik tertulis maupun lisan. Tanpa adanya hal itu, suatu tradisi akan punah (Pudentia dalam Nggawu, 2011:109).

Kebudayaan menjadi akar-akar kemajemukan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Hal ini menimbulkan cara pandang, tindakan, dan wawasan setiap individu terhadap berbagai macam fenomena sosial, budaya, ekonomi, politik, dan terhadap hal-hal yang lainnya yang tidak dapat dipungkiri bahwa akan menimbulkan pada yang berbeda pula. Kebudayaan tersebut pada perkembangannya dapat diartikan sebagai cara, kebiasaan, atau segala hasil daya upaya manusia dalam mengolah akal budinya. Upaya itu dilakukan tidak secara individu melainkan dalam sebuah rangka komunitas (masyarakat) besar, oleh karena itu tanpa komunitas (masyarakat) kebudayaan tidak bisa dipelajari ataupun dilaksanakan. Tradisi kebudayaan yang dilestarikan oleh masyarakat hanya berkembang pada masyarakat yang masih mengikuti atau melaksanakannya.

Selanjutnya mengenai pembagian tradisi yang memiliki wujud baik itu berupa tradisi lisan maupun tradisi tulisan. Disini saya ingin memfokuskan tentang tradisi lisan yang ada di Tapanuli Tengah. Sebelum itu, tradisi lisan adalah berbagai pengetahuan dan adat kebiasaan yang secara turun-temurun disampaikan secara lisan dan mencakup hal-hal tidak hanya berisi cerita rakyat, mite, dan legenda tetapi menyimpan sistem kognasi (kekerabatan) asli yang lengkap, seperti sejarah, praktek hukum, hukum adat, dan pengobatan.

Dalam tradisi adat keduri laut di Tapanuli Tengah berbeda dengan adat kenduri lainnya di daerah pesisir seperti di daerah Aceh dan daerah lainnya.

Seperti wawancara yang saya lakukan kepada salah satu mahasiswa Unimed yang bernama Dedek Gembira Simatupang berasal dari Tapanuli Tengah. Ia mengatakan bahwa Adat kenduri laut atau sering juga disebut jam laut oleh masyarakat Melayu yang diartikan sebagai ucapan syukur atas tangkapan yang dihasilkan dari laut. Dapat dilihat secara geografis, Tapanuli Tengah merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir pantai atau laut barat atau di istilahkan sebagai Etik pesisr pantai Sumatera Utara. Sehingga sebagian besar masyarakat disana menggantungkan hidupnya dari hasil laut atau dengan kata lainnya sebagai nelayan. Wujud ungkapan rasa syukur atas hasil laut tersebut yang kemudian diadakan upacara kenduri laut oleh masyarakat setempat.

Dalam wawacara tersebut, ia juga mengatakan bahwa kenduri laut adalah suatu bentuk rasa syukur masyarakat setempat yang artinya bahwa sebagai manusia pasti memiliki hubungan yang baik dengan alam sekitar yang artinya manusia juga memiliki isting untuk mengucapkan rasa syukur kepada alam tersebut. Rasa syukur tersebut kemudian dilakukanlah dengan acara keduri laut tersebut. Kenduri laut juga merupakan bentuk dari kearifan lokal yang tetap dilestarikan, karena budaya ini dikenal di sejumlah daerah pesisir sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah dan bentuk doa masyarakat agar terhindar dari bencana dan bahaya dari laut.

Dalam perkembangannya, tradisi kenduri laut masih terus dilestarikan dan dijaga sampai sekarang dengan mengadakan berbagai acara yang bertemakan budaya local atau modern disesuaikan dengan situasinya. Tradisi kenduri laut menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang kesana hal ini dapat dipergunakan masyarakat untuk memperkenalkan tradisi dan budaya kepada parawisatawan, sehingga dapat melestarikannya dan tidak hilang tradisi tersebut seiring dengan perkembangan zaman.

Selain itu, prosesi adat kenduri laut biasanya dilaksanakan setahun sekali pada bulan Oktober di salah satu pantai di daerah Tapanuli Tengah. Pelaksanaan tradisi ini biasanya dilakukan dalam dua prosesi, yaitu prosesi ritual dan prosesi perayaan. Prosesi ritual dilakukan pada malam hari, dengan diikuti oleh seluruh masyarakat dengan membawa persembahan berupa hasil laut. Prosesi tersebut merupakan prosesi inti dalam tradisi kenduri laut yang dianggap sakral. Kemudian pada siang harinya dilanjutkan dengan prosesi perayaan yang dimeriahkan oleh berbagai hiburan seperti atraksi budaya maupun perlombaan.

Atraksi budaya tersebut diantaranya seperti tarian tradisional dan berbagai kesenian tradisional lainnya. Selain itu ada juga beberapa perlombaan seperti lomba perahu, layang-layang, dan lain-lain.

Ada dua tahapan yang harus dilakukan dalam acara kenduri laut yaitu.

  1. tahap persiapan ini dilakukan dengan mempersiapkan berbagai sajian makanan yang diperuntukkan untuk tamu-tamu juga warga masyarakat yang mengikuti upacara. Selain itu juga dipersiapkan perlengkapan peusijuk sebagai prosesi utama pelaksanaan upacara kenduri laut dan juga perahu sebagai pengangkut sesaji yang akan dibawa ke tengah laut.
  2. tahap pelaksanaan upacara dimulai pada malam hari oleh perwakilan dari beberapa kecamatan di Tapanuli Tengah dan setiap perwakilan harus membawakan beberapa persembahan berupa kerbau atau semacamnya. Kurban tersebut kemudian  dibawa oleh perahu ketengah laut dengan membawa sesaji berupa kepala kerbau dan isi perut serta tulang untuk dibuang ke tengah laut. Sekembalinya dari laut, diadakan acara makan bersama dengan para undangan dan masyarakat setempat.

Tradisi kenduri laut juga diartikan sebagai pengharapan agar selalu diberikan hasil yang melimpah untuk kedepannya dan keselamatan bagi para nelayan. Bagi masyarakat disana, tradisi kenduri laut ini juga dimaknai sebagai hubungan antara manusia dan alam, dimana alam selalu memberikan kehidupan kepada manusia. Sehingga untuk membalas kebaikan alam tersebut manusia wajib untuk menjaga dan melestarikannya agar terus memberikan kehidupan baik bagi mereka maupun anak dan cucu mereka.

Sebagai salah satu warisan budaya, Tradisi kenduri laut sangat kaya akan nilai-nilai didalamnya, terutama nilai budaya dan kehidupan. Nilai kehidupan pada tradisi kenduri laut merupakan representasi dari hubungan manusia dengan alam, dimana alam selalu memberikan kehidupan untuk manusia dan untuk membalas kebaikan alam tersebut maka manusia wajib untuk menjaga dan melestarikan alam. Nilai budaya pada tradisi kenduri laut merupakan salah satu warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang. Tentunya tradisi ini memiliki makna dan nilai-nilai serta filosofi didalamnya sehingga harus terus dilestarikan agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman.

Leave a Comment